“ Loe ikut MA ?"
“ Eh, ikut MA yuk ! “
“ Ngapain ikut MA ? Ih, acara nginap-nginap gitu kan biasanya dimarah-marahin. Dibentak-bentak. Jangan-jangan itu ospek atau acara kayak LDKS..ogah dech gue !”
“ Ato ikut MA, Dik, biar Adik bias mendapatkan teman-teman baru, lintas jurusan lho! Seru dech !”
“ Hmm..ikut MA nggak ya..”
“ MA itu..”
Dan bla bla bla..... Itulah yang kudengar di hari-hari menjelang MA
2014. Kalian tahu MA itu apa ? Belum tahu ? MA adalah singkatan dari Muslim
Adventure, sebuah event besar yang
diselenggarakan oleh FSI Al-Biruni, dan merupakan agenda wajib yang diikuti
mahasiswa baru atau nama unyu-nya
“maba”. Okay back to the topic~
Ya, segala macam omongan tentang
MA selalu terngiang kala MA semakin dekat. Ada yang bimbang, ada yang menghasut
untuk tidak ikut, ada yang menghasut untuk ikut, ada yang berkata buruk tentang
MA, ada yang berkata baik tentang MA, ada yang antusias mengikuti MA, dan
sebagainya. Aku ? aku lebih memilih bersikap netral waktu itu. Tidak menghasut
teman-teman untuk ikut/tidak ikut MA, tidak antusias, tidak pula bimbang.
Biasa, netral, datar. Nothing special.
Yang aku tahu hanyalah, aku HARUS mengikuti MA karena itu agenda WAJIB untuk
maba. Yup, aku pernah menjadi maba
(ya iyalah ! ), dan aku pun pernah sepolos dan se-menggemaskan maba (plakk !). Di saat aku tengah asyik
melamun, tiba-tiba ada yang menepuk pundakku dengan cukup keras ( yeah CUKUP keras ! ) hingga hampir saja
tubuhku jatuh dengan indahnya ke lantai dingin nan beku.
“ Hai, Al ! Udah daftar MA ? “ tegur Farah (nama disamarkan) teman sekelasku.
Yup
! Itulah namaku, Al (nama
disamarkan). Aku dari prodi Pendidikan Tata Boga, angkatan 2014. Dan sebelum
aku melanjutkan cerita, perlu digarisbawahi (ditebalkan juga kalau perlu), aku
ini adalah seorang perempuan (bisa saja kan
ada yang mengira “Al” itu laki-laki ?). Okay,
kita lanjutkan ceritanya..
“ Udah dong. Loe ? “ jawabku.“ Sama, gue juga udah.” Dan percakapan pun berlanjut dengan percakapan biasa (natakuliah, tugas, dan lainnya).
Beberapa hari kemudian, tibalah
Pra MA (masa sebelum Muslim Adventure yang sebenarnya dimulai, dapat dikatakan briefing ). Dan jujur, di kala itu aku
benar-benar merasa kecewa.. Mengapa ? Karena 85% dari teman-teman kelasku yang
telah mendaftar MA berkata di grup kelas bahwa mereka tidak akan datang !
Hmm..bukan karena itu juga sih lebih tepatnya, lebih tepatnya karena
teman-teman dekatku konfirmasi kepadaku bahwa mereka juga tidak ada yang datang
sama sekali, termasuk Farah..hafftt...
Dan mereka memberikan konfirmasi itu ketika aku sudah sampai di kampus. Ulala~ what a life !
Ya sudah..akhirnya aku tetap
berinisiatif ikut Pra MA dan mengurungkan niatku untuk kembali ke rumah. Sudah
kepalang basah juga.. Aku berjalan menuju Masjid Nurul Irfan (MNI..atau nama beken-nya meni), untungnya aku sudah
membuat janji dengan salah satu teman sekelasku (hubunganku dengannya tidak
terlalu dekat di kala itu, tapi justru anak ini akan menjadi salah satu teman
baikku ) yang bernama Ratna (nama disamarkan). Ketika kaki ini telah berpijak
di lantai MNI yang sejuk , tatapanku pun sontak terjatuh kepada sosok Ratna
yang ditemani oleh seorang gadis berkacamata dan berhijab syar’i seperti Ratna.
Entah perasaan dan angin apa yang masuk ke dalam jiwa, tiba-tiba ada keinginan
kuat untuk memperbaiki hijabku yang masih “berantakan”di hadapan Allah. (Eh,
ngerasa nggak sih tiba-tiba
kata-katanya jadi rada puitis gitu ? Nggak
ngerasa ? Yaudah lanjut lah..). Mood-ku yang tadinya agak kacau,
tiba-tiba membaik kala melihat gadis-gadis berpakaian syar’i di depanku ini. Ah
ya, aku lupa memperkenalkan si gadis berkacamata. Namanya adalah Dinda, ia dari
prodi Pendidikan Tata Busana. Cukup lama kami mengobrol dan saling lebih
mengenal satu sama lain, hingga akhirnya kami pun segera menuju gedung FIP,
tempat berkumpulnya seluruh peserta MA. Tak banyak rangkaian acara yang
dilakukan pada Pra MA. Namun setelah datang ke Pra MA, pikiran "Ikut MA
karena wajib" tiba-tiba mulai berubah menjadi "Aku tak sabar ikut MA,
aku tak sabar menikmati keseruan dan seluruh rangkaian acara MA" . Apa
yang membuatku berubah pikiran seperti itu ? Jawabannya sangat sederhana :
ikatan persaudaraan. Kuatnya ikatan persaudaraan yang diciptakan oleh
kakak-kakak panitia kepada para peserta saat Pra MA, membangkitkan hasrat untuk
terus bersama mereka (para peserta MA dan para panitia MA) hingga seluruh
rangkaian MA berakhir. Ikatan persaudaraan sesama muslim, atau yang disebut dengan
Ukhuwwah inilah hal pertama yang
paling berkesan untukku. Dan ikatan inilah yang membuat pikiranku pertama kali
ber"hijrah" dari sisi abu-abu, ke sisi yang lebih berwarna dan penuh
kepastian. Kalian ingat keinginanku untuk men-syar'i-kan penampilan ? Ya,
ikatan ini pula yang menguatkanku untuk ber"hijrah" dari celana jeans
ke rok panjang, kerudung pendek menerawang ke kerudung lebar dan tebal. Yup, ini baru awal lho sahabat. Belum
masuk kepada acara MA yang sesungguhnya. Sekali lagi, baru awal~
Next.. Menghitung hari detik demi
detik, pertama kalinya aku benar-benar senang menunggu hadirnya sesuatu. Dengan
sabar dan dengan hati yang penuh keceriaan bak gadis kecil yang manis dan polos
tak bersalah (hoek...), aku setia menanti terselenggaranya Muslim Adventure
2014. Dan akhirnya tibalah saat yang ditunggu-tunggu : Hari H Muslim Adventure
2014, finally~ . Kira-kira..apa saja
ya yang akan dilakukan di hari H MA ? Apakah akan seru ? Akankah ada sesuatu
yang menarik ? Penasaran ? Kita tunggu kelanjutan ceritanya di part 2 ~ Sampai
berjumpa lagi ! Stay tune ! ^^
Story By ~ "Al"