Ahlan wa Sahlan Sahabat FSI Al-Biruni..

Qiyadah

Hari ini Masjid Damaskus dipenuhi massa. Hari ini akan dibacakan isi surat wasiat Khalifah Sulaiman, yang telah menunjuk calon penggantinya dalam wasiat tersebut.
Pejabat yang diberi amanah segera membaca isi surat dan menyampaikan bahwa Umar bin Abdul Aziz dicalonkan sebagai khalifah. Massa yang berjubel menyambut berita itu dengan suka cita. Namun, Umar malah terlihat sedih.
Kemudian Umar berdiri dan berkata, “Kawan-kawan, ini baru pencalonan, ini belum pemilihan apalagi penunjukkan.”
Namun majelis menyahut kompak, “Kami semua mendukung pencalonan ini, kami menginginkan anda.”
Umar menjawab, “Terima kasih yang dalam aku ucapkan kepada kalian. Tapi hanya aku yang berhak memutuskan untuk menerima atau menolak pencalonan ini. Tugas mengupayakan kemakmuran jutaan rakyat adalah tanggung jawab yang berat. Aku takut menerima tugas ini. Aku mohon kalian memilih orang yang lebih tepat.”
“Tidak ada orang yang lebih dari Anda, anda harus menerima kewajiban ini” teriak hadirin.
Umar kembali menjawab, “Baiklah, aku bersedia menerima tanggung jawab ini, tetapi dengan satu syarat. Kalian akan mendukungku bila aku benar, dan akan meluruskanku bila aku menyimpang. Dan jika perlu kalian tidak usah ragu-ragu untuk beroposisi denganku.”
“Kami semua setuju…” sahut massa dengan gembira. Kemudian mereka pun mengucapkan sumpah kesetiaan.
Kemudian khalifah yang baru melangkah menuju istana kerajaan. 12.000 personel militer berderet dalam dua barisan di sebelah kanan dan kiri khalifah. Khalifah Umar menoleh kepada panglima pasukan dengan penuh selidik. Sang jenderal memberi hormat dan berkata, “Ini adalah pasukan pengawal tuan.”
Khalifah Umar berkata, “Jika kecintaan rakyatku kepadaku gagal melindungi tubuhku, aku tidak akan melindungi diriku dengan pedang pasukanku. Pindahkanlah para prajurit ini ke bagian pelayanan masyarakat yang bertugas memelihara keamanan rakyat.”
Kemudian khalifah masuk ke bangsal dan serta-merta 800 pelayan laki-laki dan perempuan memberi hormat dan berdiri di sekeliling khalifah dengan kepala menunduk. Khalifah menoleh ke arah wazirnya. Sang wazir memberi hormat dan berkata, “Mereka adalah pelayan-pelayan tuan.”
Khalifah menukas cepat, “Pelayanan istriku sudah cukup bagiku. Semua pelayan ini boleh pergi kemana mereka suka.”
Previous
Next Post »
0 Komentar