Ahlan wa Sahlan Sahabat FSI Al-Biruni..

ABASA : Dakwah dan Ukhuwah

(Tulisan ini untuk dakwah dan ukhuwah di FSI Al Biruni FT UNJ //oleh : Eko Haryanto TE 2010)

Dia berwajah masam dan berpaling
Karena seorang buta telah datang kepadanya (Abdullah bin ummi maktum)

Dan tahukah engkau (Muhammad ) barangkali dia ingin menyucikan dirinya dari dosa
Atau dia ingin mendapatkan pengajaran , yang member manfaat kepadanya?
Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup (para pembesar Quraisy)
Maka engkau (Muhammad) memberikan perhatian kepadanya
Padahal tidak ada cela atas mu jika mereka tidak menyucikan diri
Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera
Sedang dia takut (kepada Allah)
Engkau( Muhammad) malah mengabaikanya
(Qur’an Surat Abasa : 1-10)

Kita mungkin Sudah sama-sama tahu dan sama-sama sering mendengar salah satu surat dalam Alquran diatas. Ya benar, Abasa atau jika kita ingin meng-indonesia-kan kurang lebih adalah Berwajah Masam.
“Selamat Datang duhai yang karenanya aku ditegur oleh Rabbku”
Teguran Allah pada beliau memang sudah lama, namun sang Nabi tidak akan pernah melupaka ketika Abdullah bin ummi maktum datang ketika Nabi Muhammad sedang membacakan ayat-ayat Allah kepada pembesar Quraisy.
Maka kedatangan orang yang buta , lemah, pinggiran dan tanpa kuasa itu seolah menjadi usikan kecil bagi ambisi beliau. Seolah citra pengikut beliauadalah orang-orang dhuafa dan faqir.
Jadi beliau bermuka masam. Dan Allah pun menegurnya dengan penuh kasing sayang dalam surat Abasa.
Bahwa nabi Muhammad pada saat itu memang seharusnya menyambut dengan mesra Abdullah yang ingin memeluk cahaya, dan bahwa para pembesar yang serba kecukupan  itu tidak ada kuasa sedikitpun kecuali milik Allah. Dakwah ini milik Allah dan Allah yang akan memberikan Hidayah.
Hakikat batin antara keduanya juga berbeda : Antara Rasulullah dan Abdullah bin ummi maktum yang proletar itu adalah ukhuwah. Antara Rasullulah dan para pembesar Quraisy adalah dakwah.
Keduanya disebabkan oleh satu hal : C.I.N.T.A
Bagi kita yang telah menyadari hakikat ini, jangan timpang pada sebelah hal saja. Mari kita jaga dengan seimbang Ukhuwah dengan saudara seiman kita dan dakwah untuk mengenalkan insan manusia yang belum mengenal islam.
Sadari bahwa pada detik ini, detik dimana kita menghela nafas kelelahan, hanya  membutuhkan satu senjata, senjata yang bukan menghancurkan namun membentuk sebongkah bangunan kokoh . senjata itu adalah : C.I.N.T.A

Semoga kita menjaga C.I.N.T.A untuk menumbuhkan asa ukhuwah dan dakwah sekaligus.



Previous
Next Post »
0 Komentar