Ahlan wa Sahlan Sahabat FSI Al-Biruni..

Al-Biruni, Sahabat Sejatimu


Oleh : Dewi Ronestya (Departemen Kaderisasi FSI Al-Biruni)*


"Buat apa sih ngabisin waktu di organisasi? Apalagi organisasi yang keliatannya nggak fun gitu? Bukannya lebih keren kalo kamu masuk organisasi yang dulu kamu geluti? Masa dulunya berkawan sama club motor sekarang begini?" bila di tanya seperti itu aku selalu tersenyum sembari berkata "Kamu sendiri buat apa kuliah?" jika di jawab "Loh ya biar dapet ilmu dan title Sarjana dong!" aku tersenyum lagi "Di dunia? Kalo di akhirat nggak mau dapet title Sarjana juga?"  "Emang di akhirat ada title Sarjana juga?" Nah kalo kamu mau tau ikut aku yuk! Apakah jika terjadi seperti itu Anda akan diam sejenak, berpikir dengan konsekwensi apa saja yang bisa di terimanya apabila mengikuti organisasi yang kental akan nilai agama Islam?

Jika kita sudah mau dengan sendirinya, pintu organisasi tersebut akan selalu terbuka untuk semua orang yang mau belajar, termasuk menjawab tanda tanya kamu selama ini. Aku melanjutkan langkahku dengan teguh untuk masuk ke organisasi yang tak pernah aku bayangkan sejak dulu jika aku akan ada di dalamnya.

Dengan yakin aku memasuki mushola yg tidak jauh dari gedung kuliahku, terlintas segala yang pernah ku lakukan beberapa bulan yang lalu. Tak sedikitpun aku mengingat-Nya, bahkan dengan perasaan biasa saja aku melakukan dosa yang jelas-jelas di larang. Jika ada yang berkata tak ada manusia yang sempurna dan setiap manusia akan berbuat salah, ya namun bila bisa perbuatan salah iu di hindari dan di minimalisisr kenapa tidak.

Akupun masih merasa tak pantas berada di tempat ini. Tapi tak ada kata terlambat untuk belajar, dan pengalaman memang guru yang paling tegas. Waktu memang tidak dapat di putar dan biarkan masa lalu menjadi kenangan. Aku mungkin belum sepenuhnya mendapatkan hidayah itu, namun aku harus berusaha agar hidayah datang padaku di saat yang tepat dan indah.

Aku bertekat untuk lebih mengenal penciptaku dan seluruh alam semesta beserta isinya. Sangat banyak hal yang aku belum tahu tentang ajaran Islam. Namun yang membuatku terkejut adalah sikap pengurus yang tetap ramah denganku yang bahkan tidak berpakaian Syar'I, akupun sering mengaku minder dengan teman-teman di organisasi ini, tapi tanggapan mereka baik dan mereka bersedia mengajariku dan menjawab tanyaku. Ya itu yang membuatku nyaman berada di sini. Tidak ada yang membedakan antara senior dan junior, semua saling mengajari dan menghargai seperti seharusnya sebagai organisasi Islam.

Aku memang masih baru dalam belajar Agama, yah aku rasa tidak ada kata terlambat untuk belajar. Dahulu aku bukanlah wanita yang baik, masa lalu kelam hingga saat ini memang belum dapat aku lupakan, terlebih saat orang-orang di sekitarku membahas orang-orang yang kini telah menjadi masa laluku, aku selalu teringat akan semua itu.

Jika kebanyakan di dalam organisasi ini memakai jilbab panjang, hingga saat ini aku bahkan belum sekalipun pernah mengenakannya. Jika kebanyakan di dalam organisasi ini membaca Al-Qur’an tiap selesai sholat, aku malah selalu membaca info-info duniawi. Bahkan sholat sangat jarang aku kerjakan. Namun entah mengapa aku berani langsung mengambil langkah untuk bergabung dengan pendakwah-pendakwah yang bisa di bilang pemikiran mereka tentang dunia fana sangat jauh dengan apa yang sampai sekarang masih aku tekuni, walau aku sebenarnya sudah sedikit tahu mana yang bermanfaat hanya di dunia dan mana yang bermanfaat di akhirat juga.

Ya hingga saat ini aku masih sangat senang mencari kebahagiaan duniawi, bahkan aku ingin mempersembahkan kebahagiaan duniawi kepada kedua orangtuaku. Teman-temanku yang hanya mengenal dunia mungkin bangga dengan apa yang ingin aku persembahkan kepada kedua orangtuaku, namun berbeda dengan teman-teman Al-Biruni, menurut mereka hmmm bukan mereka namun menurut ajaran Islam yang telah mereka pahami dunia ini memang fana semata, berbeda dengan akhirat dimana kita akan hidup abadi di dalamnya.

Informasi yang kurang seputar organisasi ini membuatku merasa sedikit terlambat untuk mengikuti segala kegiatan yang ada di sini. Awal masuk kampus ini aku memang sudah tertarik dengan organisasi Islam, namun aku sempat merasa segan karena penampilanku yang belum Istiqomah. Butuh waktu selama kurang lebih satu semester sampai aku bertekat tetap masuk ke organisasi ini meski belum berpakaian Syar’i dengan di dorong oleh rasa haus akan ilmu agama yang selama ini hanya sedikit aku ketahui tanpa ku pahami.

Awalnya aku tertarik dengan organisasi ini pada saat wawancara pra MPA, namun aku tidak tahu banyak lagi kabar tentang organisasi ini. Aku berharap dengan masuk ke sini akan menjadikanku wanita yang semestinya, wanita yang tidak menomor satukan ego untuk menguasai segala yang berhubungan dengan duniawi semata. Namun juga bisa menjadi wanita surga dan mengajak kedua orangtua ku ke surga. Aamiin Ya Robbal Alamin. Dan sangat aku sadari jika sangat amat banyak hal yang aku belum tahu tentang Islam.

Dan benar saja jika ini di namakan organisasi Islam, semua memperlakukanku dengan sama rata, tak ada perbedaan antara akhwat yang berjilbab dengan yang tidak berjilbab, yang membedakan hanya mereka telah mengetahui apa itu Islam, sedangkan aku belum. Perbedaan hanya bagaimana bahasa berbicara dan sikap mereka yang aku rasakan masih sangat kontras dengan aku yang sekarang. Organisasi ini memang tidak terlalu menggembor-gemborkan segala aktifitasnya kecuali memang aktifitas umum, berbeda dengan organisasi lain yang selalu ingin di anggap ada.

Acara di organisasi ini terkesan simple, bahkan terkadang jadi kurang di perhitungkan karena waktu yang mendadak dan tidak sempat mengumpulkan dana dan rencana yang benar-benar matang. “Ya namanya juga Indonesia”, mungkin kata-kata itu sudah tidak asing lagi, namun jika bisa mempersembahkan yang terbaik kenapa tidak?
Walaupun acaranya sangat seru namun akan lebih seru jika acara dapat berjalan sesuai rencana, karena selain semua acara dapat terselenggara dengan baik kita akan mendapatkan kepuasan bathin atas kinerja yang dapat berjalan dengan baik dan matang. Jadikanlah Indonesia Negara yang disiplin, agar pemerintah malu dengan rakyatnya yang tidak berkuasa namun dapat menguasai kemalasannya. Jika bukan di mulai dari diri sendiri lalu siapa lagi. Hmmm kok jadi politik, balik lagi ke bahasan.

Event memang selalu sangat bermanfaat namun bagi yang kebetulan datang karena sedang tidak ada jadwal kuliah lantas dapat mengikuti event tersebut. Namun bagaimana dengan yang tidak datang? Ya tidak ada pengulangan materi ataupun share catatan yang dapat di baca khalayak umum yang kebetulan berhalangan hadir. Namun begitu masih banyak juga materi yang sangat bermanfaat bagi pembaca yang di share di grup ataupun di dunia maya, dimana terkadang malah menimbulkan pro dan kontra.

Dan ternyata kehidupan jaman sekarang sangat tergantung dan banyak berhubungan dengan dunia maya, mungkin bila di pergunakan dengan baik dapat juga menimbulkan sangat amat banyak manfaat baik, namun bagaimana bila mempergunakan dunia maya dengan tujuan tidak baik bahkan dapat menimbulkan kerugian orang lain? Ya itu yang sekarang banyak di salah gunakan masyarakat luas.

Namun sepertinya peluang dakwah di dunia maya akan lebih menarik apabila di kemas dengan cara yang menarik pula dan tidak ada kesan menggurui, selain itu informasi dakwah akan lebih cepat sampai kepada masyarakat dan dapat menjangkau semua kalangan, bahkan kalangan remaja yang sedang mencari jati diri jangan sampai salah informasi karena berguru dengan situs yang penuh tanda tanya. Ya karena dakwah bukan hanya menjangkau teman dan kerabat saja, namun akan lebih bermanfaat luas apabila menjangkau semua kalangan.

Namun ternyata untuk berubah tak semudah apa yang selama ini aku bayangkan, untuk mendekatkan diri ke pencipta saja aku belum sepenuhnya paham. Hingga saat ini juga aku masih belum tahu mana yang ghibah dan mana yang di perbolehkan, mana yang hadits palsu mana yang lemah dan mana yang kuat. Mencari di internet pun ternyata tidak sepenuhnya dapat di percaya ada hadits-hadits yang ternyata sebelumnya tidak pernah ada dan di buat seakan-akan itu hadits asli yang kuat yang memang telah ada pada jaman Rasulullah SAW. Ya karena ghibah sebenarnya telah menjadi virus yang merajalela dengan pesat di seluruh dunia dan melekat erat di budaya dan gaya hidup manusia jaman sekarang yang entah bagaimana cara untuk memusnahkannya karena belum ada anti virus yang tepat.

Namun memang setiap organisasi pasti ada kekurangan dan kelebihan masing-masing. Jika ingin bergabung di organisasi Islam pun sangat amat banyak sekarang ini, namun manakah Islam yang sebenar-benarnya? Yang pasti adalah Islam yang menganut ajaran yang menjujung tinggi Al-Qur’an, Al-Hadits dan As-Sunah yang telah di contohkan oleh Rasulullah SAW dengan mempelajari hingga rinci dan mendasar. Ya di dunia yang fana ini memang lebih banyak manusia yang mencari kenikmatan duniawi semata tanpa memperhitungkan kehidupan abadi yang sebenarnya yaitu di akhirat kelak. Untuk itu bersyukurlah karena kita masih di beri umur untuk memperbaiki diri dan selalu ingat akhirat. Jazakumullah khairan katsiran.


*Pemenang lomba menulis FSI Al-Biruni, Juni 2012
Previous
Next Post »
0 Komentar