Ahlan wa Sahlan Sahabat FSI Al-Biruni..

Tujuan ku..

           Tujuan ku…

Pertama melangkahkan kaki di Kampus UNJ, Agus ditanya oleh dosen mengenai apa yang akan dilakukannya di Kampus Hijau itu. Dengan polos agus menjawab “Saya akan buat seluruh mahasiswa UNJ ikut mengaji, pa!”. Sebuah perhatian yang mulai pudar dari dosen kita akhir-akhir ini tentang arti penting sebuah tujuan.  Dan dari kejelasan tujuan itu pulalah yang mengantarkan Agus berprestasi di kampus yang sudah mulai tampak tua…

            Tujuan, sering kali dijadikan sebuah parameter berhasil tidaknya seseorang mengejar prestasi. Semakin jelas tujuan kita, akan semakin jelas cara, waktu, dan dana yang dibutuhkan sehingga beberapa bagian sisa jumlah dari ketiga komponen tersebut bisa dialokasikan untuk hal lain guna mendukung tujuan awal kita.
           
Kuliah tanpa tujuan ibarat memasuki rimba ilmu tanpa peta dan akan lebih berbahaya lagi jika mengabaikan Al Qur’an sebagai kompas kehidupan. Faktanya kita terkejut saat dihadapkan sederet fungsi dan tanggung jawab sebagai mahasiswa. Dan akan semakin gamang, ketika melebur bermasyarakat jika belum siap serta tidak tahu tujuan kita sebenarnya. Karena kelak kitalah yang turut andil menentukan arah bangsa ini mau kemana, kehancuran ataukah kebangkitan..?

            “Tujuan hidup saya adalah untuk tunduk pada perintah Alloh; berjuang dan berjihad dijalan Alloh. Seluruh upaya ini hanyalah bagi kepentingan Agama Islam. Saya berusaha untuk meninggikan kaum muslimin. Dengan dukungan Alloh serta bantuan spiritual pasukan-pasukan muslim yang utama, saya pasti meluluhlantakkan orang – orang kafir yang terdahulu dan akan datang”.

Seperti itulah Muhammad Al Fatih dengan perahu yang melintasi daratan, begitu terobsesi1 menaklukkan konstantinopel dengan menjebol benteng konstantinopel yang terkenal dengan sebutan tak tertaklukkan (unpregnable)

“Kota konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan” (H.R Ahmad bin Hanbal Al Musnad 4/335)

            Dengan perencanaan, kura-kura bisa lebih cepat berlari dari kelinci, tujuan menjadi lebih relistis, hambatan-hambatan bisa terlampaui. Kita jadi memiliki cara berfikir yang terstruktur. Disinilah akan tergabung antara mimpi dan pikiran. Disini keberanian dan kemauan belajar kita diuji. Wallahu a’lam.

http://fsialbiruni.multiply.com/journal/item/13/Tujuan-ku..

Previous
Next Post »
0 Komentar