Ahlan wa Sahlan Sahabat FSI Al-Biruni..

Bersama Lebih Indah

Bismillahirrahmanirrahim..

Waktu terus berlalu tanpa tahu akan sampai dimana..
Detik demi detik waktu kita sia-sia dengan perbuatan dosa-dosa kecil..
Tempat demi tempat kita datangi tanpa rencana matang dan menghabiskan waktu percuma..
Saudara-saudara seiman sudah kita temui namun tak ada efek apapun dari kita untuk mereka..


Bukankah Rasulullah serta Allah sangat membenci kepada kita yang membuang waktu percuma, membenci senda gurau kita yang tanpa makna, dan membenci kita yang tak mau mengajak sesama?

Wahai saudaraku..

Pernahkah kita berfikir tentang penciptaan kita ke bumi? Pernahkah kita merenungkan tugas kita di bumi ini? Pernahkah kita bertanya kepada Sang Pencipta? Atau apakah kita sudah sangat mengetahui kehidupan dunia ini hingga kita lupa kita pernah diciptakan?

Firman Allah dalam QS. Al-Mu’minun : 115

“Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?”

Kembalilah kita kepada fitrah kita sebagai manusia, dan bahkan makhluk lain pun hidup dalam berkelompok dan saling menjaga satu sama lain. Mereka hidup dengan visi yang sama, bersama-sama mencapai misi mereka masing-masing. Namun mengapa kita manusia hidup dalam perpecahan, hidup dalam permusuhan, yang sungguh Allah sangat membenci hal itu. Kembalilah pada jama’ah kita, bersama-sama tegakkan kalimatullah. Bahwa islam sebagai penyempurna dan bukan agama kekerasan, Al-Qur’an adalah firman Allah dan pedoman kehidupan, Rasululah adalah contoh teladan dan berakhlak mulia, serta pemimpin yang ma’ruf harus selalu kita menta’atinya baik dalam kenegaraan, masyarakat, keluarga, maupun organisasi.

“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.” (QS. Al-Imran : 103)

Pemimpin dalam suatu jama’ah ibarat kepala bagi tubuh, dalam hal ini kita mengetahui bahwa tubuh dapat berfungsi jika memiliki kepala dan kepala tidak mampu berbuat apapun tanpa memiliki tubuh. Itu artinya kita harus selalu bersama-sama dalam menggapai tujuan mulia as-silmi (kedamaian) pada kehidupan. Pada hakikatnya kehidupan ini tidak hanya difikirkan oleh kepala yang terbatas, namun disana ada kerjasama yag baik antara kepala dan hati. Dimana hati disini dimiliki oleh kaum ibu, para pendidik generasi masa depan, pemimpin dalam rumah, dan penyempurna dalam agama. Lihatlah saudaraku, tidak ada dalam tulisan ini dan firman ALLAH yang menyebutkan untuk bekerja sendiri-sendiri, namun akan selalu disinggung agar manusia senantiasa dalam jama’ah.

Rasulullah SAW besabda :

“Tiap-tiap kamu adalah pemimpin dan setiap kamu akan dimintai pertanggungjawaban tentang yang dipimpinnya. Pemerintah adalah pemimpin dan bertanggung jawab terhadap rakyatnya. Lelaki itu adalah pemimpin dan bertanggung jawab terhadap keluarganya. Wanita itu adalah pemimpin dalam rumah suaminya dan bertanggung jawab terhadap yang dipimpinnya (suami dan anak). Pembantu itu adalah pemimpin dalam menjaga harta majikannya dan bertanggung jawab terhadap yang dipimpinnya.” (Muttafaq’alaih)


Apapun kedudukan, jabatan dan peringkatnya, seorang pemimpin tetap dibebani amanah dan berbagai tanggung jawab. Maka jangan sekali-kali kita meminta amanah sekecil apapun, kecuali yang telah dipercayakan kepada kita. Jika kita sudah diberi amanah, maka tidak ada kata lain selain melaksanakan amanah tersebut dengan sebaik-baiknya dan lakukan sesuai contoh dari Rasulullah.

Walahu’alam bishawab


Andry Muhayat-Kadept Syi'ar FSI Al-Biruni FT UNJ
Previous
Next Post »
0 Komentar