Ahlan wa Sahlan Sahabat FSI Al-Biruni..

Dakwah Kita? Woles Aja Cuy!

Aktivis Dakwah Kampus– sebutan untuk Mahasiswa yang aktif dalam pergerakan dakwah baik yang di Fakultas atau yang ada di tataran Universitas. Istilah ini ada, didasari dengan munculnya inisiatif mahasiswa muslim yang prihatin terhadap kondisi moral kampus yang tergerus keadaan sosial yang mulai rusak. Meskipun begitu, sebutan ini masih terasa sangat aneh ditelinga sebagian civitas akademika yang ada di kampus, khususnya mahasiswa sendiri. Tak ubahnya seperti nama komplotan teroris, atau istilah yang menakutkan  lainnya.dengan sigap otakpun meng-analogikan istilah ini dengan aliran agama radikal. “Dakwah, dakwah itu apa sih? Ngapain sih mereka itu kerjanya? Apa gak niat kuliah mereka itu? Apa untungnya ikut2 begituan?”
Saya yakin suara2 sumbang seperti ini tak jarang kita dengar. Bahkan terkadang tanpa sadar mereka menertawai si aktivis dakwah ini padahal ia ada dibelakang mereka.. tapi namanya juga aktivis dakwah yah, harus sabar menerima cobaan, apalagi cuma ledekan sedikit, hehe toh Allah swt berfirman: Wahai oranag-orang yang beriman mintalah bertolongan Allah dengan sabar dan shalat,sesungguhnya Allah beserta orang yang sabar(QS,alBaqarah:153)
Suatu cerita, ada seorang ikhwan (sebut saja namanya Indra) yang baru selesai mengikuti kelasnya dijam ke3 pukul 14.30. Ketika sedang berbenah buku tiba2 ikhwan tersebut dipanggil oleh teman sekelasya, “woi indra, dasar.! FPI lu ya? Dasar islam jahat lu.!” Indra pun tersebut sontak kaget dan bertanya kepada temannya tersebut,” alasannya kenapa kamu panggil saya seperti itu?” anak tadi pun menjawab,”iya,lu kan gak pernah mau gabung sama kita,tingkah lu aneh, kaya teroris!”. “oh gitu,oke kalo begitu nanti sore saya ikut gabung ya bareng kalian” jawab si Indra. Ba’da ashar pukul 15.30, Indra pun mencoba menepati janji kepada teman2nya tadi. Tergopoh gopoh ia berjalan cepat, karna memang jarak tempatnya yang cukup jauh.
Sesampainya ditempat tersebut teman temannya pun terkaget,”Wah,beneran gabung lu coy?” sahut sala satu temannya, “yoi, biar gaul dikit gw” kata Indra. Indra yang saat itu mencoba membaur dengan suasana tersebut mulai menikmati candaan, sesekali ia memainkan gitar dan kawan2nya bernyanyi, merekapun mulai menganggap indra sebagai sosok yang mengasyikan. Kegiatan tersebut berlanjut dari hari ke hari, minggu ke minggu. Indra yang tiap sore menyempatkan waktu untuk nongkrong dengan teman temannya tersebut ternyata memiliki tujuan tersendiri, ia berfikir bahwa untuk membawa teman temannya supaya mau beribadah, ia harus mendekati teman temannya secara perlahan &personal. 
Untuk itu ia selalu menyediakan diri untuk mendekati teman temannya tersebut. Suatu sore salah seorang temannya pun berkata pada Indra “ndra,sebenernya gw ini mau banget sholat,tp gw ga tau cara caranya, lu mau gak ngajarin gw?”, dengan perasaan sangat senang Indra menjawab “boleh boleh, kapan aja gw bersedia ngajarin lu sholat”, “oke,tapi lu jangan bilang ke anak-anak ya” “siip!” jawab Indra. Indra benar2 senang,ia tidak bisa berkata apa apa lagi kecuali mengucap “Alhamdulillah” berkali kali. 
Karena memang pribadi Indra yang santai & menyenangkan, Rasulullah saw pun bersabda “Berdakwahlah sesuai dengan bahasa kaum tersebut” (Al-Hadist).  Akhirnya dengan cara ini semua teman teman Indra pun tertarik belajar agama , mulai belajar sholat hingga belajar membaca Al-Qur’an. Dan  seluruh teman teman kelasnya yang sebelumnya gemar nongkrong,merokok,&pacaran tersebut mulai menjadi pribadi pribadi yang baik, pribadi yang Robbaniyah, dari segi amal maupun prilaku . ~Alhamdulillah~
Disini kita lihat, betapa buruknya pandangan generasi Islam terhadap islam. Rasa takut, rasa tidak percaya,rasa mendustai itu justru timbul dari hati2 umat islam sendiri, hal ini tentu saja adalah buah dari konspirasi dan rekayasa kaum kafir dalam menjatuhkan citra baik Islam. Media berbondong bondong memberitakan tentang islam radikal,islam teroris,padahal teroris yang sesungguhnya adalah kaum yahudi dan nasrani yang smpai saat ini selalu membombardir islam secara fisik maupun pemikirian. Maka dari itu, dibutuhkan pula sistem dakwah strategis,dakwah yang memiliki sifat fleksibelitas yang tinggi,dakwah yang tidak kaku. Dalam kondisi pemikiran generasi muda yang apatis terhadap islam. Tidak mungkin kita ajak mereka kejalan kebaikan dengan cara kaku,keras dan tidak mengikuti sifat mereka. Wallahu’alam
Semoga sepenggal cerita ini bisa menginspirasi ikhwah sekalian untuk lebih memaknai cara berdakwah, dan semakin menggugah semangat antum/na untuk tetap berdakwah ilalloh (menyeru kepada Allah), dan tak patut seorang Da’i mengharapkan sejenak istirahat dijalan dakwah ini. Kecuali istirahatnya ialah hanya diSYURGA nanti. ~Aamiin~
Anekdot:
A: Lu islamnya, islam apa?
B: Islamnya Nabi Muhammad, dengan tuntunan Alqur’an dan Assunnah, kalo lu?
A: kalo gw Islam pemerintah
B: ??????
(SUBHANAKALLAHUMMA WABIHAMDIKA ASYHADU ALA ILAHA ILLA ANTA ASTAGHFIRUKA WA ATTUBU ILAIK :-) )

Jimmy Juliand-Sekjend FSI Al-Biruni FT UNJ
Previous
Next Post »
0 Komentar