Bismillah..
Orang
baik dikatakan baik bukan ketika tingkah lakunya baik, atau sebaliknya. Tapi
orang baik dikatakan baik jika memenuhi syarat berikut, “ketahuilah, sesungguhnya di dalam jasad itu ada segumpal daging,
apabila dia baik maka baiklah seluruh jasad, dan apabila dia buruk maka
buruklah seluruh jasad. Ketahuilah, dia adalah hati” (HR. Bukhari dan
Muslim). Pernyataan luar biasa dari
sosok yang sangat luar biasa yang telah menjelaskan pada kita bahwa baik bukan
ketika tingkah laku atau perbuatan kita baik, tapi ketika segumpal daging
tersembunyi kita juga dalam keadaan baik. Pengelompokan suatu tindakan untuk
menjadi baik lebih bersifat subjektif, tergantung penilaian personal. *Semoga
pengurus FSI baik-baik J*
Organisasi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
organisasi merupakan : 1 kesatuan (susunan dsb) yang terdiri atas
bagian-bagian (orang dsb) dalam perkumpulan dsb untuk tujuan tertentu; 2
kelompok kerja sama antara orang-orang yang diadakan untuk mencapai tujuan
bersama. Berdasarkan pengertian tersebut terlihat bahwa organisasi berorientasi
pada tujuan tertentu dan tujuan bersama. Kombinasi yang menarik. Mungkin akan
lebih menarik jika organisasi tersebut dijalankan oleh pelaku yang punya sifat
dan kemampuan yang juga berbeda.
FSI Al Biruni FT UNJ
Merupakan lembaga dakwah tingkat fakultas yang
berada di Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta. Bersifat mandiri,
independent, dan fleksibel. FSI Al Biruni juga punya visi dan misi yang jelas
dalam menjalankan kewajibannya. Jadi organisasinya nyata, punya sekretariat,
punya pengurus, dan tidak hanya menampakkan diri di dunia maya.
Begitu
banyak mahasiswa yang awalnya ingin bergabung kemudian menjadi segan hanya
karena beberapa hal yang sepele. Mungkin nama ‘FSI’nya yang terkesan ke-Islam-an,
atau FSI-nya lebih bersifat dakwah sehingga merasa belum pantas dan masih perlu
berbenah. Check this out ! J
Berbenah
memang harus diawali dari diri sendiri, lalu orang terdekat, kemudian
masyarakat dan lingkungan. Tapi tidak perlu membenahi diri sendiri secara
sempurna sesempurna mungkin baru mau berani membenahi lingkungan. Banyak
pernyataan sejenis itu yang menjadi alasan ketika seseorang diajak menjadi
pengurus FSI. “Belum siap aja. Diri sendiri aja belum bener”, kata seorang
teman ketika saya mengajaknya untuk menjadi pengurus. Sekedar informasi untuk
anda sekalian, FSI menyediakan berbagai sarana untuk anda mengembangkan diri.
FSI punya departemen Syiar yang bergerak dalam bidang menyiarkan dakwah,
departemen Keilmuan yang memfasilitasi pengurus untuk semangat berkarya dengan
nilai keislaman, dan departemen lain yang tidak kalah luar biasanya. Program
kerja maupun sekedar kegiatan rutin di FSI secara langsung memfasilitasi setiap
orang untuk terus berbenah. Tidak perlu repot-repot mengikuti banyak organisasi
jika ingin mengembangkan diri, karena FSI menyediakan sarananya, InsyaAllah. Dengan
pengurus yang masing-masing memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda, maka
akan semakin banyak aspirasi yang tertuang dengan tujuan bersama..
Belajar
berbenah diri sambil berdakwah. Karena berbenah itu proses yang kontinyu, terus
menerus tanpa berhenti. Sambil berbenah, maka berdakwahlah. Berdakwah itu
mengajak pada kebaikan, sekalipun hanya sekedar obrolan sederhana. Jika ada
pendapat yang menyatakan bahwa orang-orang yang berdakwah itu hanya sekedar
omongan, sepertinya pernyataan itu harus diiringi dengan penjelasan berikut. Omongan
baik itu memiliki banyak arti, bahkan sudah termasuk tanda dari iman.
Rasulullah bersabda bahwa “man kaana yu'minu
billahi wal yaumil aakhir,fal yaqul khairan au liyasmut”, yang
artinya barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah berkata
yang baik atau diam (HR. Bukhari & Muslim). Menganjurkan orang lain untuk
berbuat baik, sama artinya dengan memberi dorongan dan motivasi, atau mungkin
memberi energi agar orang yang menerimanya mau melaksanakan kebaikan. Bila ini
dilakukan dengan ikhlas, bukan untuk menciptakan kesan “manis dimuka tidak
aslinya”, maka pasti baru berkata saja pun baik,
apalagi bila ditambah dengan amalnya.
FSI
yang lahir di tengah lingkungan dengan orang-orang yang sifatnya heterogen
menuntut pengurus untuk mampu beradaptasi dengan baik di setiap lingkungan.
Bergaul tidak hanya dengan sesama pengurus, hanya dengan mereka yang aktif
mengkaji dan berdiskusi, atau dengan mereka yang terlihat ‘alim’ saja. Luaskan
pergaulan dengan lingkungan sekitar sehingga terlihat jelas hal apa saja yang
masih kurang atau harus diubah. Teringat catatan sekjen FSI 2012-2013 yang
menggambarkan bahwa ajakan dakwah kepada orang-orang yang belum tersentuh
ternyata dengan memasuki ‘dunia’ mereka dan mengajaknya ke ‘dunia’ yang
seharusnya. Dengan demikian hal yang sama bisa dipraktekkan ke kelompok orang
itu sendiri. Dakwah yang sistematis.
Jika
suatu saat lelah menghampiri perjuangan ini, mari sejenak kita renungi firman
Allah dalam kitab-Nya, bahwa “wahai
orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu
dan meneguhkan kedudukanmu” (QS. Muhammad:7). Mungkin lelah akan terasa,
rasa tidak sanggup akan menghantui, tapi yakinkan dalam hati bahwa dakwah itu
wajib, mengajak pada kebaikan itu kewajiban. Yakinlah, pertolongan Allah selalu
bersama dengan orang-orang yang menolong agama Allah. Allahuakbar !
Wallahua’lam [nila]
Nilawati
Pangulu
Keilmuan
FSI Al Biruni
0 Komentar