Ahlan wa Sahlan Sahabat FSI Al-Biruni..

FSI Al Biruni -Sahabat Sejatimu- ^^


Bismillah..
Orang baik dikatakan baik bukan ketika tingkah lakunya baik, atau sebaliknya. Tapi orang baik dikatakan baik jika memenuhi syarat berikut, “ketahuilah, sesungguhnya di dalam jasad itu ada segumpal daging, apabila dia baik maka baiklah seluruh jasad, dan apabila dia buruk maka buruklah seluruh jasad. Ketahuilah, dia adalah hati” (HR. Bukhari dan Muslim). Pernyataan luar biasa dari sosok yang sangat luar biasa yang telah menjelaskan pada kita bahwa baik bukan ketika tingkah laku atau perbuatan kita baik, tapi ketika segumpal daging tersembunyi kita juga dalam keadaan baik. Pengelompokan suatu tindakan untuk menjadi baik lebih bersifat subjektif, tergantung penilaian personal. *Semoga pengurus FSI baik-baik J*
Organisasi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, organisasi merupakan : 1 kesatuan (susunan dsb) yang terdiri atas bagian-bagian (orang dsb) dalam perkumpulan dsb untuk tujuan tertentu; 2 kelompok kerja sama antara orang-orang yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama. Berdasarkan pengertian tersebut terlihat bahwa organisasi berorientasi pada tujuan tertentu dan tujuan bersama. Kombinasi yang menarik. Mungkin akan lebih menarik jika organisasi tersebut dijalankan oleh pelaku yang punya sifat dan kemampuan yang juga berbeda.
FSI Al Biruni FT UNJ
Merupakan lembaga dakwah tingkat fakultas yang berada di Fakultas Teknik Universitas Negeri Jakarta. Bersifat mandiri, independent, dan fleksibel. FSI Al Biruni juga punya visi dan misi yang jelas dalam menjalankan kewajibannya. Jadi organisasinya nyata, punya sekretariat, punya pengurus, dan tidak hanya menampakkan diri di dunia maya.
Begitu banyak mahasiswa yang awalnya ingin bergabung kemudian menjadi segan hanya karena beberapa hal yang sepele. Mungkin nama ‘FSI’nya yang terkesan ke-Islam-an, atau FSI-nya lebih bersifat dakwah sehingga merasa belum pantas dan masih perlu berbenah. Check this out ! J
Berbenah memang harus diawali dari diri sendiri, lalu orang terdekat, kemudian masyarakat dan lingkungan. Tapi tidak perlu membenahi diri sendiri secara sempurna sesempurna mungkin baru mau berani membenahi lingkungan. Banyak pernyataan sejenis itu yang menjadi alasan ketika seseorang diajak menjadi pengurus FSI. “Belum siap aja. Diri sendiri aja belum bener”, kata seorang teman ketika saya mengajaknya untuk menjadi pengurus. Sekedar informasi untuk anda sekalian, FSI menyediakan berbagai sarana untuk anda mengembangkan diri. FSI punya departemen Syiar yang bergerak dalam bidang menyiarkan dakwah, departemen Keilmuan yang memfasilitasi pengurus untuk semangat berkarya dengan nilai keislaman, dan departemen lain yang tidak kalah luar biasanya. Program kerja maupun sekedar kegiatan rutin di FSI secara langsung memfasilitasi setiap orang untuk terus berbenah. Tidak perlu repot-repot mengikuti banyak organisasi jika ingin mengembangkan diri, karena FSI menyediakan sarananya, InsyaAllah. Dengan pengurus yang masing-masing memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda, maka akan semakin banyak aspirasi yang tertuang dengan tujuan bersama..
Belajar berbenah diri sambil berdakwah. Karena berbenah itu proses yang kontinyu, terus menerus tanpa berhenti. Sambil berbenah, maka berdakwahlah. Berdakwah itu mengajak pada kebaikan, sekalipun hanya sekedar obrolan sederhana. Jika ada pendapat yang menyatakan bahwa orang-orang yang berdakwah itu hanya sekedar omongan, sepertinya pernyataan itu harus diiringi dengan penjelasan berikut. Omongan baik itu memiliki banyak arti, bahkan sudah termasuk tanda dari iman. Rasulullah bersabda bahwa “man kaana yu'minu billahi wal yaumil aakhir,fal yaqul khairan au liyasmut”, yang artinya barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah berkata yang baik atau diam (HR. Bukhari & Muslim). Menganjurkan orang lain untuk berbuat baik, sama artinya dengan memberi dorongan dan motivasi, atau mungkin memberi energi agar orang yang menerimanya mau melaksanakan kebaikan. Bila ini dilakukan dengan ikhlas, bukan untuk menciptakan kesan “manis dimuka tidak aslinya”, maka pasti baru berkata saja pun baik, apalagi bila ditambah dengan amalnya.
FSI yang lahir di tengah lingkungan dengan orang-orang yang sifatnya heterogen menuntut pengurus untuk mampu beradaptasi dengan baik di setiap lingkungan. Bergaul tidak hanya dengan sesama pengurus, hanya dengan mereka yang aktif mengkaji dan berdiskusi, atau dengan mereka yang terlihat ‘alim’ saja. Luaskan pergaulan dengan lingkungan sekitar sehingga terlihat jelas hal apa saja yang masih kurang atau harus diubah. Teringat catatan sekjen FSI 2012-2013 yang menggambarkan bahwa ajakan dakwah kepada orang-orang yang belum tersentuh ternyata dengan memasuki ‘dunia’ mereka dan mengajaknya ke ‘dunia’ yang seharusnya. Dengan demikian hal yang sama bisa dipraktekkan ke kelompok orang itu sendiri. Dakwah yang sistematis.
Jika suatu saat lelah menghampiri perjuangan ini, mari sejenak kita renungi firman Allah dalam kitab-Nya, bahwa “wahai orang-orang yang beriman! Jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu” (QS. Muhammad:7). Mungkin lelah akan terasa, rasa tidak sanggup akan menghantui, tapi yakinkan dalam hati bahwa dakwah itu wajib, mengajak pada kebaikan itu kewajiban. Yakinlah, pertolongan Allah selalu bersama dengan orang-orang yang menolong agama Allah. Allahuakbar !
Wallahua’lam [nila]
Nilawati Pangulu
Keilmuan FSI Al Biruni
Previous
Next Post »
0 Komentar